POLARISASI KELOMPOK
Bagaimana
mungkin efek polarisasi diterangkan? Satu pandangan awal mungkin adalah untuk
melihatnya sebagai artefak statistik, yaitu: ketika kita sudah melihat lebih
awal, jika anggota group ditarik secara acak dari suatu populasi dan kemudian
didapat 70 persen mempunyai suatu pilihan tertentu, maka lebih dari 70 persen
dari keputusan kelompok akan mencerminkan pilihan itu (dengan assumsi aturan
mayoritas).
Bagaimanapun, pembuatan keputusan kelompok bukanlah suatu unsur
yang penting dalam prosedur yang mengerucut ke arah polarisasi; suatu periode
diskusi yang ringkas yang diikuti oleh tanggapan individu akan menghasilkan
pula suatu pergeseran didalam kelompok rata-rata ( Myers dan Lamm, 1976). Hal
ini berarti suatu pergeseran didalam pilihan individu terjadi sebagai hasil
proses kelompok.
Polarisasi
kelompok adalah gejala mengumpulnya pendapat kelompok pada satu pandangan
tertentu. Efek polarisasi menyinggung pada rata- rata score individu sebelum
dan setelah diskusi kelompok. Anggota kelompok paling ekstrem mungkin sekali,
sudah menjadi lebih moderat setelah diskusi itu. Tetapi pada rata- rata
pertimbanagan atau pilihan sudah menjadi yang lebih ektrem. Polarisasi
cenderung ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para
anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum
diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan menentang lebih keras.
Hasil
polarisasi kelompok dari dua mekanisme utama: sosial perbandingan dan informasi
pengaruh. Perbandingan sosial mengacu ke drive individu muncul secara sosial di
inginkan. Pengaruh sosial informasional terjadi ketika seseorang berada dalam
situasi seperti ini. Orang yang sering akan mencari orang lain untuk isyarat
mengenai perilaku yang benar.
Pengaruh
(pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat kelompok
lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya
perbandingan sosial. Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh
karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat
orang tersebut. Faktor yang mengubah kelompok adalah informasi yang disampaikan
selama diskusi kelompok tentang masalah. Alternatif keputusan yang menerima
jumlah argumen yang paling besar adalah yang terpilih.
Pengaruh
berdasarkan norma menuntun ke arah polarisasi melalui milik anggota kelompok
yang berhubungan dengan self-perception dan self-presentation yang dikehendaki.
Hal-hal dimana dirasa anggota kelompok lain mempunyai arah pendapat yang lebih
ekstrim dari kecenderungan mereka sendiri, maka secara sosial lebih diinginkan
dibanding anggota kelompok dengan kecenderungan berbeda.
Keinginan
untuk diterima oleh anggota kelompok yang lebih ekstrim, dan kecenderungan
untuk merasa dan menyajikan dirinya sebagai anggota dari suatu dengan baik
dirasa ’ didalam-kelompok’ keduanya berperan untuk efek polarisasi. Efek ini
diperkuat oleh komitmen lisan bagi suatu posisi yang dinyatakan lebih dahulu
didalam diskusi kelompok: setelah itu suatu perubahan posisi didalam arah
kecenderungan awal ( yaitu. polarisasi) adalah lebih mudah dilaksanakan
dibanding suatu perubahan dalam arah kebalikannya ( Ferrell, 1985; Myers dan
Lamm, 1976). Kedua format pengaruh tersebut adalah penting. Kepentingan
relatifnya ( mengenai polarisasi seperti halnya untuk penyesuaian) tergantung
pada jenis interaksi dan jenistugas.
Jika interaksi didalam kelompok sebagian besar merupakan socio-emotional yang
alamiah, maka pengaruh berdasarkan norma menjadi lebih penting. Tugas dalam
mengarahkan interaksi menjadi lebih betul-betul dihubungkan dengan pengaruh dan
bujukan informasionil. Sejauh tentang jenis tugas terkait, didalam tugas-tugas
judgemental pengaruh berdasarkan norma relatif lebih penting, dan didalam tugas
intellective lebih berpengaruh dalam informasi ( Kaplan, 1987).
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar